Kampusku Di Tepian Jalan
Duhai kampusku tercinta.
Kau masih terlihat begitu mungil.
Namun masalah yang kau miliki tidaklah kecil.
Sejengkal umurmu masih membutuhkan dukungan.
Namun yang kau terima malah cacian.
Kau berdiri gagah di tengah keramaian.
Tapi kau goyah diterpa kebencian.
Berdiri sendiri tak ada yang menemani.
Hanya sejengkah tanah disebelahmu yang masih mengiringi.
Perjuanganmu bukan melawan yang haus akan ekonomi.
Tapi kau berjuang melawan yang datang dari dalam diri.
Kau terlena, bagian dalammu terluka.
Entah sampai kapan kau berduka.
Meratapi malam yang tak ditemani oleh siapa.
Menunggu mentari untuk menyambut kembali mereka.
Hanya untuk mendengar tawa dan ocehan belaka.
Sabarlah, lukamu akan segera terobati.
Mereka akan membawa yang tak kau miliki.
Tegarlah, perjalananmu masih harus dihiasi.
Sembari mengukir namamu Nurul Fikri.