Rukun Islam Sebagai Soft Skill Kepemimpinan Islam



Kepemimpinan Islam

Kepemimpinan merupakan soft skill yang harus dimiliki setiap orang. Manusia tidak hanya dituntut untuk mengembangkan nilai-nilai hardskill, namun juga dituntut untuk mengembangkan nilai-nilai softskill salah satunya Kepemimpinan. Salah satu tugas manusia ialah menjadi pemimpin di muka bumi ini.

Kepemimpinan adalah salah satu tujuan manusia diciptakan di muka bumi ini, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 30 yang artinya:
“Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka: Apakah Engkau hendak menjadikan padanya orang yang merusak di dalam nya dan menumpahkan darah, padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau? Dia berkata: Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

Kepemimpinan tidak bisa didapat begitu saja, namun harus dipelajari dan dipraktikkan. Pada hakikatnya setiap manusia di dunia ini adalah seorang pemimpin, namun untuk mencapai level pemimpin harus melewati berbagai proses. Manusia harus menjalani serangkaian proses pembelajaran dalam mengembangkan nilai-nilai kepemimpinan.

Allah tidak menuntut hambanya tanpa diberi pengarahan, Allah telah memberikan dan menjadikan agama islam sebagai tempat untuk belajar tentang pemimpin, melalui Rukun Islam Allah secara tersirat ingin mengajarkan hambanya tentang nilai-nilai kepemimpinan sebelum nantinya menjadi seorang pemimpin di muka bumi.

Rukun Islam Sebagai Softskill Kepemimpinan

Islam memberi petunjuk bagaimana seorang hamba bisa mendapatkan nilai-nilai kepemimpinan. Petunjuk tersebut sering kita ucapkan semenjak masih kecil. Namun sayangnya petunjuk ini sering diabaikan oleh umat islam sendiri, padahal jika petunjuk ini dijalankan dan diresapi dengan dalam maka sebenarnya Allah menitipkan nilai kepemimipinan melalui petunjuk ini.

Petunjuk ini disematkan di dalam Rukun Islam.

Islam sendiri telah menyematkan nilai-nilai kepemimpinan melalui rukun islam, maka apabila seorang hamba menjalankan rukun islam seharusnya sudah mendapatkan nilai-nilai kepemimpinan yang dapat diterapkan sebagai tujuan penciptaan manusia sebagai Khalifah di muka bumi.

  1. Syahadat
    Nilai yang terkandung di dalam dua kalimat Syahadat tentang prinsip Visioner, dimana seorang hamba memiliki tujuan yang akan dicapai di dalam kehidupanya. Ucapan dua kalimat syahadat secara tidak langsung membuat kita mempercayai apa yang dikatakan Allah dan Rasul tentang masa depan. Makna yang terkandung di dalam Syahadat juga mengajarkan tentang nilai-nilai kepercayaan, nilai kepercayaan dan prinsip visioner ini hanya didapatkan melalui rukun islam pertama.
  2. Shalat
    Shalat bukan hanya sebagai rutinitas dan penggugur kewajiban, nilai yang ingin disampaikan tuhan bukan hanya sebatas hubungan Allah dengan hamba, namun nilai yang terkandung memiliki nilai hubungan dengan manusia, nilai yang didapat merupakan nilai kedisiplinan. Shalat diistilahkan sebagai meeting dengan Allah, jika meeting dengan Allah dilakukan secara tepat waktu dan disiplin, maka nilai ini akan berhubungan langsung secara horizontal kepada manusia. Shalat melatih kita untuk tepat waktu dan menepati janji dalam sebuah agenda, bukan hanya agenda kepada Allah namun juga agenda kepada manusia.
  3. Puasa
    Puasa melatih umat islam dalam meningkatkan nilai-nilai integritas. Integritas adalah nilai yang sangat tinggi dan harus dimiliki oleh seorang Pemimpin. Islam sendiri sudah mengatur jalan untuk mencapai nilai integritas tersebut melalui Puasa. Puasa mengajarkan kita untuk menjunjung tinggi nilai kejujuran disaat dilihat dan tidak dilihat oleh orang. Pemimpin Islam sudah seharusnya memiliki nilai integritas dikarenakan Allah telah mengajarkan hambanya melalui petunjuk ketiga yaitu Puasa, dan seharusnya nilai ini sudah didapatkan sejak kecil disaat orang tua melatih kita berpuasa.
  4. Zakat
    Zakat merupakan satu-satunya rukun yang berhubungan secara horizontal, maksudnya zakat merupakan rukun islam yang langsung berhubungan dengan manusia. Zakat mengajarkan kepada umat islam tentang nilai-nilai sosial, menghidupkan hati yang telah mati karena keegoisan, serta menyingkirkan nilai-nilai keburukan tentang mengedepankan diri sendiri. Zakat bukan hanya membagikan beras atau uang, namun zakat memberikan dampak yang besar bagi kehidupan masyarakat agar terciptanya kehidupan yang makmur, dampak bagi pemberi zakat sendiri dapat membangkitkan rasa kepedulian terhadap sesama, sehingga lebih peka akan kehidupan sosial.
  5. Berhaji

Sumber:

Postingan populer dari blog ini

Setting Pretty Url di Yii2 Advanced

Keunggulan Kampus STT Terpadu Nurul Fikri

3 Startup Populer Karya Anak Bangsa