Manusia yang menipu Tuhanya
Di sela-sela aktifitas, seorang hamba berjalan menuju musholla.
Setibanya disana, teringat akan hajat yang belum terlaksana.
Pikirnya, alangkah baiknya jika dilakukan nanti saja.
Langkahnya berlanjut untuk mengambil wudhu seraya berkata "semoga wudhu ini menghapus dosa hamba".
Dirinya pun bergegas memasuki musholla.
Dilihatnya manusia sedang melakukan ritual sebagai seorang hamba.
Spontan saja, dirinya pun mengikuti jejak hamba lainya.
Lalu, tak lama berselang didirikanlah shalat maghrib bersama.
Namun siapa sangka, takbir yang terucap hanya sebagai bongkahan kata.
Bongkahan kata pemecah jiwa.
Lantas, pikiran tadi kembali terulang.
Hajat yang tak berharga seolah mulai mengecam jiwa.
Tak terasa, memasuki takhyat akhir dirinya terkejut lupa.
Apa yang aku lakukan, diriku berhadapan kepada Maha Kuasa, namun hatiku tak kuasa.
Tak kuasa menahan nafsu dunia.
Hingga aku lupa kepada siapa aku berjumpa.
Berdiri tegak di hadapan-Nya, namun bukan memuji-Nya.
Bersujud pasrah di hadapan-Nya, namun bukan mengigat-Nya.
Berkata-kata di hadapan-Nya, namun bukan untuk-Nya.
Berdiam diri di hadapan-Nya, namun bukan merenungi-Nya
Aku tersadar, aku sedang membohongi Sang Kuasa.